Selasa, 25 September 2012

ceritaku


Memilih diantara dua pilihan Ditengah kegelisahan dan kebimbangan
Cerita bermula dari sebuah taman hijau di kampus putih IAIN Mataram. Zulman Prayuga, seorang pemuda yang tengah gelisah karena baru saja dia lulus di jurusan yang tidak di inginkan atau dipilih karena difikirannya dia tidak bisa jadi pendakwah. Ia brniat memasuki IAIN untuk mengambil jurusan Matematika Fakultas Tarbiah, akan tetapi dia lulus di jurusan KPI (Komunikasi Penyiaran Islam) Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Zulman adalah putra pertama dari H.Hamdan,S.Pd. (Guru Matematika Madrasah Aliah Islahudin Kediri) yang telah mendapatkan piagam penghargaan atas kecerdasannya dalam mengaji dan berhitung di MA Islahudin Kediri Lombok Timur.
Di sudut lain taman hijau IAIN, tampak seorang perempuan manis dan tinggi yang begitu gembira karena lulus di jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Perempian  itu bernama Rohana Astuti, yang ingin memperdalam dunia tulis menulis dan ekting. Pertemuan zulman dan Rohana pun terjadi. Ketika Rohan jalan di depan zulman dan menyamprin Zulman yang tengah gelisah. Perkenalan mereka pun terjadi. Rohana memberikan gambaran  tentang bagaiman sebenarnya jurusan KPI di Fakultas Dawah itu,Rohana berkata “ Jurusan KPI itu sangat bagus untuk masa depan kita dan juga jurusan ini satu-satunya di NTB ini jadi ndk usah gelisah to sedih masuk di Fakultas Dakwah ini karna kan besok saingan kita sedikit pada saat mencari pekerjaan.” Lalu zulman berkata,”masalahnya bukan itu tapi saya itu tidak bisa cerama,ndk hafal hadist-hadist,dan firman-firman Allah.”lagi disahut oleh Rohana,”ouh… sudah saya duga kalau teman-teman yang lulus disini pasti fikirannya kesana,tapi jurusan ini bukan berdakwah doing tapi jurusan ini condong ke jurnalis atau media.”(terus terjadi percakapan)
Pada sampai akhirnya mereka bertemanan,dan pada keesokan harinya pada saat masuk mulai belajar zulman ketemu lagi sama rohana dikelas dan ternyata mereka satu kelas di kelas KPI A dan zulman pengen melanjutkan  pembicaraannya kemarin itu tentang jurusan ini karena zulman masih penasaran dan ingin tau lebih lanjut,tapi Rohana Cuma bilang “hanya itu yang saya tau dari kaka’ saya dan dia Cuma menyuruh jalanin saja ntar juga tau gimana rasanya.” Lalu zulman berkata” ooo ya sudah saya akan coba tapi saya masih bimbang ne ana.” “bimbang kenapa” sahut Rohana,lalu Zulman mengatakan”karena teman-teman saya menyuruh saya pindah dan mengambil jurusan Matematika,tapi juga disisi lain saya juga masih penasaran tentang jurusan ini,Rohana,”hmmm kalau begitu begini saja coba dulu beberapa bulan atau terserah kamu sudah beberapa maunya untuk tinggal dikelas ini, kalau memeng merasa nyaman dan tertarik yaaa bisa dilanjutkan tetapi apabila merasa tidak nyaman yaaa bisa kamu pindah,bagaimana…?” zulman,”wah bagus juga ntu idenya kenapa saya ndak kepikiran begitu yaaa.”
Beberapa menit kemudian,ketika berbincang-bincang datanglah pak Sahril S.Sos (dosen komunikasi)  yang punya jadwal untuk mengajar dikelas KPI A itu dan setelah para mahasiswa pada segera duduk dan dosen juga duduk dia mengatakan” mungkin hari ini kita hanya berkenalan saja dan saya akan mengasi gambaran awal saja tentang mata kuliah ini.”setelah dosen memperkenalkan namanya dan semua mahasisiwa,dosen itu memberikan motivasi tentang jurusan ini ddan peluang kerja kedepannya. Sehabis dosen memberikan beberapa motivasi lalu dosen mempersilahkan mahasisiwa bertanya apa saja tentang jurusan KPI ,dan langsung ada salahn satu dari mahasiswa bernama imron mengacungkan tangannya dan bertaya tentang “apa saja kita pelajari di jurusan KPI ini,apakah kita disini di ajar hadist-hadist dan firman-firman saja ataukah bahasa  arab trus kah”,dan disambung lagi oleh Agus mengatakan”dan apakah kita diajar berdakwah terus menerus.”mendengar pertanyaan tadi dosen tersenyum sejenak dan menjawab pertanyaan semua tadi itu dengan detail (dikondisikan oleh dosen jawabannya) dan ada saja ditanyakan sama mahasiswa (percakapan dosen dan mahasiswa).
Beberapa menit kemudian waktunya dosen habis dan dosenpun keluar, setelah dosen keluar tiba-tiba ada seorang mahasiswa bernama Rudi mengatakan dengan lancang,”ah..itu Cuma omong kosong saja kata-kata dosen itu biar kita itu tidak menyesal menyesal dan sedih masuk di Fakultas Dakwah ini sebab kita semua ini adalah pelarian saja kan atau kita semua ini tidak lulus di jurusan yang kita inginkan,” lalu pernyataan itu disambut oleh Rohana berkata,”eh.. jangan sembarangan kalau bicara,saya disini murni memilih jurusan ini dan saya bukan pelarian,dan juga asal kamu tau yaa jurusan ini sangat.” Langsung disahut oleh rudi”sangat terpencil dan jadi bahan olok-olokkan oleh teman-teman di fakulatas lain ya kan” lalu direspon lagi sama Zulman berkata,”sudah-sudah tidak usah rebut begitu  saja kita jalani saja dulu apakah selanjunya kita cocok atau tidaknya baru mengambil kpeutusan seperti iti,”lalu disahut lagi sama Rudi” apa yang mau kita jalani kita baru masuk saja sudah tidak cocok,” disambut lagi oleh rohana,”kamu saja yang tidak cocok.” Dan perdebatan didalam kelas itupun terus berkelanjutan sampe-sampe terdengar sampe luar dan teman-teman yang lain Cuma mendengarkan perdebatan itu.
Didalam suasana rebut dikelas itu,tiba-tiba datanglah pak sahril S.Sos (dosen yang tadi mengajar dikelasnya itu),sebenarnya dosen ini mau pergi ke kelas sebelah karena dia mendengar keributan di kelas A dan langsung masuk dan berkata,”ada apa ini semuanya,kenapa rebut sekali.” Lalu dijelaskan oleh Awal salah satu dari mahasiswa dikelas A itu, setelah dosen mendengarkan penjelasan tadi itu, dosen langsung menyuruh dengan suara yang besar untuk semuanya duduk dan diam,dan disana dosen ini mengatakan,”kalian ini kayak anak kecil saja mempermasalahkan hal yang sepele,ingat kalian sudah mahasiswa sekarang bukan begini caranya memperdebatkan hal sepele ini,” tapi Agus dengan  berani langsung menaggapinya dan  berkata,”ma’af ini bukan masalah yang sepele tapi ini mengenai masa depan kita pak” dan langsung dosen itu berkata,” baiklah kalau memang ini kalian anggap masalah yang besar,sekarang kalian pilih saja sendiri apakah kalian mau keluar atau pindah dari sini bgi merasa pelarian atau tidak suka dengan jurusan ini,kami tidak memaksa kalian untuk mengambil di fakultas ini dan syukur-syukur kalian diluluskan disini,”. Dengan mendengar perkataan tadi itu semua mahasiswa diam tanpa kata dan datanglah kaka’-kaka’ tingkat dan meminta izin kepada dosen untuk menjelaskan bagaimana pengalamannya di fakultas Dakwah ini,lalu dosenpun mempersilahkannya untuk berbicara. (Pembicaraan diatur oleh mahasiswa)
Setelah mendengar semua penjelasan dan  pengalaman kaka’-kaka’ tingkatnya itu,akhirnya Rudi meminta ma’af kepada dosen dan teman-temannya atas perkataanya yang tadi itu dan disusul dengan Agus dan teman yang lainnya untuk meminta ma’af sama dosennya,dan dosenpun dengan lapang dada mema’afkannya dan dosennya itu keluar dari kelas itu karena ada jadwanya di kelas sebelah, lalu disusul keluar oleh kaka’-tingkatnya. Setelah semuanya keluar lalu semua mahasiswa didalam kelas KPI A itu saling berjabat tangan dan mema’afkan dan akhirnya semuanya jadi bertemanan dengan harmonis dan lebih semangat untuk mengetahui bagaiamana rasanya berada di fakultas dakwah ini.
                                                                                 To be continue… ???

Senin, 16 April 2012

kisah syeh abdul qadir jaelani

                             Biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani termuat dalam kitab Adz Dzail 'Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali. Tetapi, buku ini belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Beliau adalah seorang ulama besar sehingga suatu kewajaran jika sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjungnya dan mencintainya. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau berada di atas Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, maka hal ini merupakan suatu kekeliruan. Karena Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah rasul yang paling mulia di antara para nabi dan rasul yang derajatnya tidak akan pernah bisa dilampaui di sisi Allah oleh manusia siapapun.
                    Ada juga sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah (perantara) dalam do'a mereka. Berkeyakinan bahwa do'a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaraannya. Ini juga merupakan kesesatan.
Menjadikan orang yang sudah meninggal sebagai perantara tidak ada syari'atnya dan ini sangat diharamkan. Apalagi kalau ada yang berdo'a kepada beliau. Ini adalah sebuah kesyirikan besar. Sebab do'a merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak boleh diberikan kepada selain Allah. Allah melarang makhluknya berdo'a kepada selainNya. Allah berfirman, yang artinya:
"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah." (QS. Al Jin:18)

                                                                     Kelahirannya

                 Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang 'alim di Baghdad yang lahir pada tahun 490/471 H di kota Jailan atau disebut juga Kailan. Sehingga di akhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliy.
                                                                     Pendidikannya
                Pada usia yang masih muda beliau telah merantau ke Baghdad dan meninggalkan tanah kelahirannya. Di sana beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthath, Abul Husein Al Farra' dan juga Abu Sa'ad Al Mukharrimi sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.
                                                                       Pemahamannya
                   Beliau seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau. Beliau adalah seorang alim yang beraqidah ahlus sunnah mengikuti jalan Salafush Shalih. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak pula orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, "thariqah" yang berbeda dengan jalan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, para sahabatnya dan lainnya.
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, "Dia (Allah) di arah atas, berada di atas 'ArsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu. "Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits, lalu berkata, "Sepantasnya menetapkan sifat istiwa' (Allah berada di atas 'ArsyNya) tanpa takwil (menyimpangkan kepada makna lain). Dan hal itu merupakan istiwa' dzat Allah di atas 'Arsy.
                                                                             Dakwahnya
                    Suatu ketika Abu Sa'ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil di sebuah daerah yang bernama Babul Azaj dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Syaikh Abdul Qadir. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memeberikan nasehat kepada orang-orang yang ada di sana, sampai beliau meninggal dunia di daerah tersebut.
Banyak sudah orang yang bertaubat demi mendengar nasihat beliau. Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau. Sehingga sekolah ini tidak kuat menampungnya. Maka diadakan perluasan.
Imam Adz Dzahabi dalam menyebutkan biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A'lamin Nubala, menukilkan perkataan Syaikh sebagai berikut, "Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat."
Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Ibnu Qudamah penyusun kitab fiqh terkenal Al Mughni.
                                                                               Wafatnya
Beliau Wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi'ul Akhir tahun 561 H di daerah Babul Azaj.
                                                                         Pendapat ulama
Ketika ditanya tentang Syaikh Abdul Qadir Al jailani, Ibnu Qudamah menjawab, "Kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian kepada kami. Kadang beliau mengutus putra beliau Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Terkadang beliau juga mengirimkan makanan buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu."
Ibnu Rajab di antaranya mengatakan, "Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syaikh, baik ulama dan para ahli zuhud. Beliau memiliki banyak keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri' Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (orang Mesir) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya). Cukuplah seorang itu dikatakan berdusta, jika dia menceritakan segala yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tenteram untuk meriwayatkan apa yang ada di dalamnya, kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan terkenal dari kitab selain ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh (dari agama dan akal), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak terbatas. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syaikh Abdul Qadir Al Jailani. Kemudian aku dapatkan bahwa Al Kamal Ja'far al Adfawi telah menyebutkan bahwa Asy Syathnufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini."
Ibnu Rajab juga berkata, "Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki pendapat yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma'rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang banyak berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang pada sunnah. "
Imam Adz Dzahabi mengatakan, "intinya Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya, dan Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang-orang beriman). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau." (Syiar XX/451).
Imam Adz Dzahabi juga berkata, "Tidak ada seorangpun para ulama besar yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi."
Syaikh Rabi' bin Hadi Al Makhdali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil, hal.136, "Aku telah mendapatkan aqidah beliau (Syaikh Abdul Qadir Al Jailani) di dalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah. Maka aku mengetahui dia sebagai seorang Salafi. Beliau menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj salaf. Beliau juga membantah kelompok-kelompok Syi'ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.

Jumat, 13 Januari 2012

KEUTAMAAN SILATURRAHMI


Nama : M.Husnul azmi
Nim : 153091008
Semestr V/kpi a
KEUTAMAAN SILATURRAHMI
Silaturahmi merupakan ibadah yang sangat agung, mudah dan membawa berkah. Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya. Sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini. Demikian banyak dan mudahnya alat transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah semangat kaum muslimin bersilaturahmi. Bukankah silaturahmi merupakan satu kebutuhan yang dituntut fitrah manusia? Karena dapat menyempurnakan rasa cinta dan interaksi sosial antar umat manusia. Silaturahmi juga merupakan dalil dan tanda kedermawanan serta ketinggian akhlak seseorang.
Silaturahim termasuk akhlak yang mulia. Dianjurkan dan diseru oleh Islam. Diperingatkan untuk tidak memutuskannya. Allah Ta’ala telah menyeru hambanya berkaitan dengan menyambung tali silaturahmi dalam sembilan belas ayat di kitab-Nya yang mulia. Allah Ta’ala memperingatkan orang yang memutuskannya dengan laknat dan adzab, diantara firmanNya,
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ
Artinya: “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.
(QS Muhammad 47:22-23).
وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Artinya: “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’ 4:1).
Juga sabda Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam ,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.”
Ø  TAKHRIJ HADITSNYA
Hadits ini di riwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya, Kitabul Adab, bab Man Busitha Lahu Minar Rizqi Bi Shilatirrahim (10/429). Muslim dalam Shahihnya, Kitabul Birri Wal Shilah Wal Adab, bab Shilaturrahim Wa Tahrimu Qathi’atiha (16/330). Abu Daud dalam Sunannya, kitab Az Zakat, Bab Fi Shilaturrahmi no. 1693, dengan lafadz,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang suka dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya, maka sambunglah silaturahim.
At Tirmidzi dalam Jami’nya, no. 1865, Ibnu Majah dalam Sunannya no. 3663 dan Ahmad dalam Musnadnya sebanyak 10 riwayat.
Ø  FAIDAH HADITS
Hadits yang agung ini memberikan salah satu gambaran tentang keutamaan silaturahmi. Yaitu dipanjangkan umur pelakunya dan dilapangkan rizkinya.
Adapun penundaan ajal atau perpanjangan umur, terdapat satu permasalahan; yaitu bagaimana mungkin ajal diakhirkan? Bukankah ajal telah ditetapkan dan tidak dapat bertambah dan berkurang sebagaimana firmanNya,
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لاَيَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَيَسْتَقْدِمُونَ
Artinya: “Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS Al A’raf: 34).
Jawaban para ulama tentang masalah ini sangatlah banyak di antaranya,
Pertama. Yang dimaksud dengan tambahan di sini, yaitu tambahan berkah dalam umur. Kemudahan melakukan ketaatan dan menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat baginya di akhirat, serta terjaga dari kesia-siaan.
Kedua. Berkaitan dengan ilmu yang ada pada malaikat yang terdapat di Lauh Mahfudz dan semisalnya. Umpama usia si fulan tertulis dalam Lauh Mahfuzh berumur 60 tahun. Akan tetapi jika dia menyambung silaturahim, maka akan mendapatkan tambahan 40 tahun, dan Allah telah mengetahui apa yang akan terjadi padanya (apakah ia akan menyambung silaturahim ataukah tidak). Inilah makna firman Allah Ta’ala ,
يَمْحُو اللهُ مَايَشَآءُ وَيُثْبِتُ
Artinya: “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki).” (QS Ar Ra’d:39).
Demikian ini ditinjau dari ilmu Allah. Apa yang telah ditakdirkan, maka tidak akan ada tambahannya. Bahkan tambahan tersebut adalah mustahil. Sedangkan ditinjau dari ilmu makhluk, maka akan tergambar adanya perpanjangan (usia).Dan
 Ketiga. Yang dimaksud, bahwa namanya tetap diingat dan dipuji. Sehingga seolah-olah ia tidak pernah mati. Demikianlah yang diceritakan oleh Al Qadli, dan riwayat ini dha’if (lemah) atau bathil. Wallahu a’lam. [Shahih Muslim dengan Syarah Nawawi, bab Shilaturrahim Wa Tahrimu Qathi’atiha (16/114)]
Demikian pula Syaikhul Islam berkomentar tentang permasalahan ini dengan pernyataan beliau:
Adapun firman Allah Ta’ala ,
وَمَايُعَمَّرُ مِن مُّعَمَّرٍ وَلاَيُنقَصُ مِنْ عُمُرِهِ …..
Arinya: “Dan sekali-kali tidak diperpanjang umur seorang yang berumur panjang, dan tidak pula dikurangi umurnya…… ” (QS Fathir:11).