Memilih diantara
dua pilihan Ditengah kegelisahan dan kebimbangan
Cerita bermula
dari sebuah taman hijau di kampus putih IAIN Mataram. Zulman Prayuga, seorang
pemuda yang tengah gelisah karena baru saja dia lulus di jurusan yang tidak di
inginkan atau dipilih karena difikirannya dia tidak bisa jadi pendakwah. Ia
brniat memasuki IAIN untuk mengambil jurusan Matematika Fakultas Tarbiah, akan
tetapi dia lulus di jurusan KPI (Komunikasi Penyiaran Islam) Fakultas Dakwah
dan Komunikasi. Zulman adalah putra pertama dari H.Hamdan,S.Pd. (Guru
Matematika Madrasah Aliah Islahudin Kediri) yang telah mendapatkan piagam
penghargaan atas kecerdasannya dalam mengaji dan berhitung di MA Islahudin
Kediri Lombok Timur.
Di sudut lain
taman hijau IAIN, tampak seorang perempuan manis dan tinggi yang begitu gembira
karena lulus di jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Perempian itu bernama Rohana Astuti, yang ingin
memperdalam dunia tulis menulis dan ekting. Pertemuan zulman dan Rohana pun
terjadi. Ketika Rohan jalan di depan zulman dan menyamprin Zulman yang tengah
gelisah. Perkenalan mereka pun terjadi. Rohana memberikan gambaran tentang bagaiman sebenarnya jurusan KPI di
Fakultas Dawah itu,Rohana berkata “ Jurusan KPI itu sangat bagus untuk masa
depan kita dan juga jurusan ini satu-satunya di NTB ini jadi ndk usah gelisah
to sedih masuk di Fakultas Dakwah ini karna kan besok saingan kita sedikit pada
saat mencari pekerjaan.” Lalu zulman berkata,”masalahnya bukan itu tapi saya
itu tidak bisa cerama,ndk hafal hadist-hadist,dan firman-firman Allah.”lagi
disahut oleh Rohana,”ouh… sudah saya duga kalau teman-teman yang lulus disini
pasti fikirannya kesana,tapi jurusan ini bukan berdakwah doing tapi jurusan ini
condong ke jurnalis atau media.”(terus terjadi percakapan)
Pada sampai akhirnya
mereka bertemanan,dan pada keesokan harinya pada saat masuk mulai belajar
zulman ketemu lagi sama rohana dikelas dan ternyata mereka satu kelas di kelas
KPI A dan zulman pengen melanjutkan pembicaraannya kemarin itu tentang jurusan ini
karena zulman masih penasaran dan ingin tau lebih lanjut,tapi Rohana Cuma
bilang “hanya itu yang saya tau dari kaka’ saya dan dia Cuma menyuruh jalanin
saja ntar juga tau gimana rasanya.” Lalu zulman berkata” ooo ya sudah saya akan
coba tapi saya masih bimbang ne ana.” “bimbang kenapa” sahut Rohana,lalu Zulman
mengatakan”karena teman-teman saya menyuruh saya pindah dan mengambil jurusan
Matematika,tapi juga disisi lain saya juga masih penasaran tentang jurusan
ini,Rohana,”hmmm kalau begitu begini saja coba dulu beberapa bulan atau
terserah kamu sudah beberapa maunya untuk tinggal dikelas ini, kalau memeng
merasa nyaman dan tertarik yaaa bisa dilanjutkan tetapi apabila merasa tidak
nyaman yaaa bisa kamu pindah,bagaimana…?” zulman,”wah bagus juga ntu idenya
kenapa saya ndak kepikiran begitu yaaa.”
Beberapa menit
kemudian,ketika berbincang-bincang datanglah pak Sahril S.Sos (dosen
komunikasi) yang punya jadwal untuk
mengajar dikelas KPI A itu dan setelah para mahasiswa pada segera duduk dan
dosen juga duduk dia mengatakan” mungkin hari ini kita hanya berkenalan saja
dan saya akan mengasi gambaran awal saja tentang mata kuliah ini.”setelah dosen
memperkenalkan namanya dan semua mahasisiwa,dosen itu memberikan motivasi
tentang jurusan ini ddan peluang kerja kedepannya. Sehabis dosen memberikan
beberapa motivasi lalu dosen mempersilahkan mahasisiwa bertanya apa saja
tentang jurusan KPI ,dan langsung ada salahn satu dari mahasiswa bernama imron
mengacungkan tangannya dan bertaya tentang “apa saja kita pelajari di jurusan
KPI ini,apakah kita disini di ajar hadist-hadist dan firman-firman saja ataukah
bahasa arab trus kah”,dan disambung lagi
oleh Agus mengatakan”dan apakah kita diajar berdakwah terus menerus.”mendengar
pertanyaan tadi dosen tersenyum sejenak dan menjawab pertanyaan semua tadi itu
dengan detail (dikondisikan oleh dosen jawabannya) dan ada saja ditanyakan sama
mahasiswa (percakapan dosen dan mahasiswa).
Beberapa menit kemudian
waktunya dosen habis dan dosenpun keluar, setelah dosen keluar tiba-tiba ada seorang
mahasiswa bernama Rudi mengatakan dengan lancang,”ah..itu Cuma omong kosong
saja kata-kata dosen itu biar kita itu tidak menyesal menyesal dan sedih masuk
di Fakultas Dakwah ini sebab kita semua ini adalah pelarian saja kan atau kita
semua ini tidak lulus di jurusan yang kita inginkan,” lalu pernyataan itu
disambut oleh Rohana berkata,”eh.. jangan sembarangan kalau bicara,saya disini
murni memilih jurusan ini dan saya bukan pelarian,dan juga asal kamu tau yaa
jurusan ini sangat.” Langsung disahut oleh rudi”sangat terpencil dan jadi bahan
olok-olokkan oleh teman-teman di fakulatas lain ya kan” lalu direspon lagi sama
Zulman berkata,”sudah-sudah tidak usah rebut begitu saja kita jalani saja dulu apakah selanjunya
kita cocok atau tidaknya baru mengambil kpeutusan seperti iti,”lalu disahut
lagi sama Rudi” apa yang mau kita jalani kita baru masuk saja sudah tidak
cocok,” disambut lagi oleh rohana,”kamu saja yang tidak cocok.” Dan perdebatan
didalam kelas itupun terus berkelanjutan sampe-sampe terdengar sampe luar dan
teman-teman yang lain Cuma mendengarkan perdebatan itu.
Didalam suasana rebut
dikelas itu,tiba-tiba datanglah pak sahril S.Sos (dosen yang tadi mengajar
dikelasnya itu),sebenarnya dosen ini mau pergi ke kelas sebelah karena dia
mendengar keributan di kelas A dan langsung masuk dan berkata,”ada apa ini
semuanya,kenapa rebut sekali.” Lalu dijelaskan oleh Awal salah satu dari
mahasiswa dikelas A itu, setelah dosen mendengarkan penjelasan tadi itu, dosen
langsung menyuruh dengan suara yang besar untuk semuanya duduk dan diam,dan
disana dosen ini mengatakan,”kalian ini kayak anak kecil saja mempermasalahkan
hal yang sepele,ingat kalian sudah mahasiswa sekarang bukan begini caranya
memperdebatkan hal sepele ini,” tapi Agus dengan berani langsung menaggapinya dan berkata,”ma’af ini bukan masalah yang sepele
tapi ini mengenai masa depan kita pak” dan langsung dosen itu berkata,” baiklah
kalau memang ini kalian anggap masalah yang besar,sekarang kalian pilih saja
sendiri apakah kalian mau keluar atau pindah dari sini bgi merasa pelarian atau
tidak suka dengan jurusan ini,kami tidak memaksa kalian untuk mengambil di
fakultas ini dan syukur-syukur kalian diluluskan disini,”. Dengan mendengar
perkataan tadi itu semua mahasiswa diam tanpa kata dan datanglah kaka’-kaka’
tingkat dan meminta izin kepada dosen untuk menjelaskan bagaimana pengalamannya
di fakultas Dakwah ini,lalu dosenpun mempersilahkannya untuk berbicara.
(Pembicaraan diatur oleh mahasiswa)
Setelah mendengar semua
penjelasan dan pengalaman kaka’-kaka’
tingkatnya itu,akhirnya Rudi meminta ma’af kepada dosen dan teman-temannya atas
perkataanya yang tadi itu dan disusul dengan Agus dan teman yang lainnya untuk
meminta ma’af sama dosennya,dan dosenpun dengan lapang dada mema’afkannya dan
dosennya itu keluar dari kelas itu karena ada jadwanya di kelas sebelah, lalu
disusul keluar oleh kaka’-tingkatnya. Setelah semuanya keluar lalu semua
mahasiswa didalam kelas KPI A itu saling berjabat tangan dan mema’afkan dan
akhirnya semuanya jadi bertemanan dengan harmonis dan lebih semangat untuk
mengetahui bagaiamana rasanya berada di fakultas dakwah ini.
To be continue… ???